Kenapa Stainless Steel Tidak Cocok untuk HCl, dan apa Solusinya ?
- floaton bahari

- Jul 11
- 3 min read

Dalam dunia industri, asam klorida (HCl) merupakan salah satu bahan kimia yang umum digunakan—baik untuk pembersihan logam, pengolahan air, industri pupuk, maupun pemurnian mineral. Namun, tak semua material tangki atau perpipaan bisa digunakan untuk menyimpan zat ini. Salah satu kesalahan umum adalah penggunaan stainless steel untuk HCl.
Padahal, stainless steel bisa rusak parah jika terpapar HCl, bahkan pada konsentrasi rendah. Sebaliknya, HDPE (High Density Polyethylene) justru menjadi pilihan yang jauh lebih aman dan ekonomis. Berikut penjelasannya.
Kelemahan Stainless Steel terhadap HCl
1. Kerusakan Lapisan Pelindung (Passivation Layer)
Stainless steel tahan korosi karena membentuk lapisan pelindung tipis dari oksida kromium (Cr₂O₃) di permukaannya. Lapisan ini mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara atau zat kimia ringan.
➡️ Masalahnya: Ion klorida (Cl⁻) dalam HCl secara kimiawi sangat agresif terhadap lapisan ini. Mereka menembus dan merusak lapisan pasif, membuat stainless kehilangan perlindungan alaminya.
2. Korosi Lokal: Pitting dan Crevice
Setelah lapisan pelindung rusak, HCl menyebabkan:
Pitting corrosion (korosi lubang): Muncul lubang kecil namun dalam yang sangat cepat menyebar.
Crevice corrosion: Korosi tersembunyi di celah sambungan atau las, sulit dideteksi, dan berisiko kebocoran.
3. Tidak Ada Stainless Steel yang Sepenuhnya Tahan HCl
Bahkan SS316L (dengan molibdenum) atau SS904L yang lebih mahal tetap tidak direkomendasikan untuk kontak langsung dengan HCl—apalagi dalam bentuk pekat atau bersuhu tinggi.
✅ Kenapa HDPE Lebih Cocok untuk Menyimpan HCl
HDPE adalah jenis plastik termoplastik dengan struktur molekul padat dan tidak reaktif terhadap kebanyakan bahan kimia, termasuk HCl.
Kelebihan HDPE untuk HCl:
Tahan terhadap Klorida dan Asam
HDPE tidak memiliki lapisan pasif yang bisa diserang.
Struktur polimernya tidak bereaksi dengan ion Cl⁻, bahkan dalam HCl pekat 33–37%.
Tahan terhadap Korosi dan Retak
Tidak mengalami korosi seperti logam.
Cocok untuk penyimpanan jangka panjang tanpa degradasi signifikan jika digunakan sesuai batas suhu.
Ringan, Fleksibel, dan Ekonomis
Biaya produksi dan pemasangan jauh lebih murah dibanding logam.
Bobot ringan → mudah dipindahkan dan dipasang.
Tahan terhadap Suhu Sedang
Aman untuk cairan bersuhu hingga sekitar 60°C (lebih dari itu perlu pertimbangan ketebalan dan desain khusus).
Umur Pakai yang Panjang
Dalam kondisi ideal, HDPE tank bisa bertahan 10–15 tahun atau lebih tanpa kebocoran.
📊 Tabel Perbandingan Singkat
Aspek | Stainless Steel (SS316L) | HDPE |
Ketahanan terhadap HCl | ❌ Buruk (korosi pitting) | ✅ Sangat baik |
Umur pakai untuk HCl | Pendek (cepat rusak) | Panjang (10–15 tahun) |
Tahan suhu | ✅ Sangat baik (>100°C) | ❌ Terbatas (≤60°C) |
Bobot & pemasangan | Berat, perlu alat bantu | Ringan, mudah instalasi |
Biaya awal | Mahal | Lebih murah |
Maintenance | Tinggi (rawan korosi) | Rendah (hanya visual check) |
Kesimpulan
Stainless steel bukanlah material yang aman untuk asam klorida. Risiko korosi lubang (pitting) dan kegagalan struktural sangat tinggi, bahkan dalam kondisi yang tampak stabil.
Sebaliknya, HDPE memberikan ketahanan kimia yang unggul terhadap HCl, ditambah umur pakai panjang, pemasangan mudah, dan biaya rendah. Untuk industri yang menggunakan HCl sebagai bagian dari prosesnya, berinvestasi pada HDPE tank adalah keputusan cerdas secara teknis dan ekonomis.
Jika Anda mencari solusi tangki kimia yang unggul dalam efisiensi dan higienitas HDPE dan Polypropylene adalah material yang patut dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan produksi Anda dan jika Anda membutuhkan tangki dan wadah penyimpanan kimia yang tepat dan tahan lama, hubungi Flootank. Engineer kami akan membantu Anda dengan merancang tangki dan wadah penyimpanan skala industrial yang dapat di custom sesuai kapasitas, bentuk maupun aksesoris penunjang yang berkualitas tinggi untuk kebutuhan pabrik Anda.
.png)



Comments